Orangtua Akhir Zaman

Orangtua Akhir Zaman

Orang Tua Akhir Zaman

Sudah banyak menumpuk di otak teori-teori cara mendidik anak. Namun tetap saja dalam praktiknya tak semudah teori yang telah terekam di memori.

Dibanding orang tua zaman dahulu yang hanya mengetahui cara mendidik anak dari ‘katanya’, namun mereka dapat melahirkan generasi yang tangguh. 10 anak tanpa art tanpa baby sitter, mampu mendidik anak, rumah, suami terurus.

Tentu saja, karena zaman dulu dengan zaman now tak bisa disamakan. Era globalisasi, teknologi yang terus berkembang menjadi salah satu faktor penyebab menurunnya kualitas ketangguhan generasi saat ini.

Konon katanya generasi baby boomers cenderung stabil dari segi emosi dan konsisten terhadap suatu urusan kemudian barulah beranjak ke urusan lain (cocok sekali dengan perintah Allôh dalam Al Qur’an). Sedangkan generasi millenial, termasuk diantaranya generas alfa yang telah mengenal teknologi dan berada di zaman teknologi sejak dini cenderung berubah-ubah, cepat bosan, kurang sabar dalam proses, ingin segalanya serba instan.

Saya masih ingat Bibi yang membantu setiap pulang ke rumah nenek kala itu. Beliau ada sejak sebelum saya lahir, dan membantu pekerjaan rumah Kakek Nenek saya selama puluhan tahun (dan saya rindu sekali dengan beliau, semoga Allôh melindungi beliau dimanapun beliau berada).

Jika kita bandingkan dengan asisten rumah tangga zaman sekarang, mungkin hanya bertahan beberapa tahun atau bahkan beberapa minggu. Tidak hanya di dunia per-art-an, di beberapa instansi, ataupun perusahaan seringkali kita temui generasi millenial saat ini yang berpindah-pindah pekerjaan. Intinya loyalitas yang rendah dibandingkan orang zaman dulu.

Pendidikan harus disesuaikan dengan zamannya kata sahabat Nabi shollalohu ‘alaihi wassalam. Dan kita juga perlu belajar hal positif yang bisa kita modifikasi di zaman sekarang dari kesuksesan pendidikan zaman dulu.

Menurut Ust. Adriano Rusfi (konsultan pendidikan) hal yang hilang dalam pendidikan di tengah era globalisasi saat ini adalah ketangguhan dalam ujian/ proses atau kebertahanan diri. Karena zaman ini segala sesuatu bisa didapat dengan mudah, sehingga generasi sekarang cenderung ingin serba cepat dan instan. Sehingga anak kurang menghargai proses, kurang konsisten dan labil. Oleh karena itu, sejatinya pendidikan dapat mengajarkan kebertahanan diri, belajar merasakan hal yang tidak menyenangkan dari kesulitan-kesulitan. Karena dunia ini sejatinya bukanlah tempat bersenang-senang.

Mereka perlu belajar untuk bertahan, Iatihan survival. Orang tua, orang dewasa tidak selamanya dapat melindungi anak. Sekolah dan rumah perlu mengajarkan dan mengembangkan karakter melalui pendidikan yang menghargai proses. Agar kelak ketika kita ditakdirkan tidak bisa mendampingi mereka, mereka bisa mandiri. Dan kita sebagai orang tua lulus ujian atas perintah Allôh yakni untuk tidak meninggalkan generasi yang lemah.

Jika ini dilakukan, maka insya Allôh kasus bunuh diri akibat bullying yang tengah terjadi pada generasi dewasa ini bisa diminimalisir. Sehingga mereka bisa bertahan di tengah masyarakat yang semakin hari kian berat ujiannya dengan muncul dan berkembangnya beragam penyakit sosial di masyarakat.

Tentu semuanya harus sesuai dengan tahapan tumbuh kembang mereka atau sesuai fltrahnya. Jika kita masih menyuapi makan anak 10 tahun yang sehat wal afiyat maka kita bukan sedang mendidik mereka, namun membahayakan mereka dengan menanamkan kebergantungan pada diri kita. Jadi siapkan mereka untuk bisa tangguh dan survive dalam kondisi yang tidak menyenangkan.

Dari menjalani proses kita akan belajar kontrol diri. Menurut ilmu psikologi kontrol diri lah penentu tingkat konsentrasi seseorang atau sering kita sebut fokus. Jika kontrol diri seseorang baik, maka bisa dipastikan tingkat fokusnya pun baik atau tinggi. Tidak heran jika generasi saat ini banyak ditemukan susah fokus, karena berawal dari kontrol diri yang buruk. Dan kontrol diri bisa dilatih dari latihan-latihan survival.

Sebagai orang tua saya perlu banyak bersabar dan melatih kontrol diri ketika mendidik anak. Sebagai anak yang masih menjadi bagian dari generasi millenial, saya perlu melatih ketangguhan diri saya di tengah banyaknya tawaran fasilitas menggiurkan untuk meraih segala sesuatu secara instan.

Peran orang tua tidak hanya dengan kata dan retorika, eksekusi dalam mendidik mereka yang paling ampuh salah satunya dari teladan kita. Semoga kita dapat menjadi orang tua akhir zaman yang melahirkan generasi mujtadid. Wallohu’alam. (RNI)

Leave a Reply

Close Menu