Super Agility di Era Pandemi

Super Agility di Era Pandemi

Ditulis oleh: Galih Kurniawan, S.Pd

Disunting oleh: Andini N

————–

Di tengah era disruption yang mengubah berbagai aspek kehidupan, COVID 19 menambah disruption yang ada. Hampir seluruh aspek kehidupan terdampak oleh adanya COVID 19.

Seorang ojek-pangkalan memberikan pengakuan penghasilannya menurun hingga 70 %, sedangkan supir angkot mengatakan penghasilannya hanya untuk memutar modal. Pada aspek yang lebih luas, masyarakat dibuat perlu disiplin menjaga protokol kesehatan dan isolasi mandiri bila bergejala COVID.

Kondisi pandemi yang menimbulkan keterbatasan, dorongan kebutuhan membuat masyarakat masuk ke dalam era baru atau new normal. Sebuah era baru dimana orang-orang perlu berkehidupan berdampingan dengan pandemi yang melanda.

Tidak cukup menjadi orang biasa di new normal. Perlu orang yang super agility dalam melampaui keterbatasan.

Agility adalah ketangkasan, kegesitan, kelincahan, ketangguhan dalam menghadapi suatu kondisi. Super agility pada masa pandemi bermakna lincah dan tangkas sehingga orang-orang dapat bertahan, beradaptasi, melampaui pandemi, bahkan tetap leading dalam berbagai aspek.

Kunci menjadi super agility dimulai dari paradigma bertahan hidup. Bahwa malas, lalai, menyerah terhadap kondisi pandemi akan mengancam keberlangsungan kehidupan. Sedangkan agile membuat kehidupan berlanjut dan lestari. Dengan demikian, paradigma bertahan hidup membuat seseorang lebih agile.

Korn Fery
mengungkapkan ada 5 (lima) modal agile dalam melewati keterbatasan :

  1. People Agility
    People Agility yakni
    kemampuan untuk membangun kerjasama yang baik antar individu lainnya.
    Dengan mampu bekerja sama dengan siapapun, pekerjaan akan jauh lebih efektif.
  2. Change Agility
    Kondisi orang yang mampu menerima perubahan seca-ra cepat dan mampu ber-adaptasi dengan perubahan tersebut.
  3. Result Agility
    Orang yang mampu tetap berprestasi dan menghasilkan dalam kondisi apa pun.
  4. Mental Agility
    Mampu bertahan dalam tekanan mental apapun. Sangat diperlukan SDM yang mampu bertahan dengan lingkungan yang berisi orang dengan mental emosi yang berbeda-beda.
  5. Learning Agility
    Individu yang mau belajar dan memahami hal-hal baru dengan cepat, yang akan mempercepat kerja mereka juga. Era ini menuntut kecepatan dan ketepatan kerja.

Menjadi super agility dibutuhkan prioritas dalam memilih sesuatu. Mana yang tidak penting, penting, mendesak, atau sangat penting. Bukan saatnya memprioritaskan hal-hal yang tidak penting dan tidak mendesak.

Pada akhirnya, pandemi masih melanda. Yang akan bertahan dan melampaui pandemi adalah orang-orang yang memiliki agility yang kuat. Pertanyaan, apakah kita siap berubah dan finish sebagai pemenang?

Leave a Reply

Close Menu