Genjer, Gulma yang memiliki rasa lezat dan sejarah erat dengan Indonesia

Genjer, Gulma yang memiliki rasa lezat dan sejarah erat dengan Indonesia

Bismillahirrahmanirrahim,

Genjer yang memiliki nama ilmiah limnocharis flava merupakan salah satu jenis tumbuhan yang hidup di tanah basah, seperti sawah, rawa atau empang. Daunnya dilapisi lilin, dan batangnya berongga.

Tanaman genjer, seringkali tertukar dengan tanaman eceng gondok. Bentuk dan habitat yang mirip, menyebabkan mereka seringkali disamakan satu sama lainnya. Padahal, genjer dan eceng gondok adalah dua jenis tanaman yang berbeda lho!

Meskipun tempat tinggal mereka tidak jauh berbeda, namun mengenal cara mereka tinggal dapat membantu kita membedakannya. Genjer atau paku rawa, hidup dengan akar terbenam dalam lumpur, sedangkan eceng gondok hidup dengan akar mengapung di air. Selain itu, kita dapat membedakannya dari mahkota bunga. Untuk tanaman genjer, mahkota bunga berwarna kuning dan kelopak bunga berwarna hijau.

Meski termasuk ke dalam jenis gulma yang dapat berkembang dengan cepat, namun genjer tidak mengancam tanaman padi. Itulah salah satu alasan mengapa genjer dapat dibiarkan hidup berdampingan dengan tanaman padi di sawah. Selain itu, genjer memiliki usia hidup hingga satu tahun dan dapat berbunga sepanjang tahun. Di dukung oleh budidaya yang mudah, genjer menjadi salah satu jenis tanaman yang dilirik oleh petani pemilik lahan basah.

Secara tradisional, tanaman ini merupakan sayuran penting di beberapa bagian Indonesia, Filipina, Vietnam, Laos, Isan (Thailand) dan sebagian India, di mana tangkai bunga pusat dan daunnya digunakan dalam sup, kari, salad, dan tumis. Tunas bunga yang belum matang juga dapat dimakan. Karena rasanya yang datar, di beberapa daerah dianggap “makanan orang miskin” atau makanan darurat, dimakan setiap kali tidak ada lagi yang tersisa. inilah yg menginspirasi Muhammad Arief, pada tahun 1940 ia menggubah lagu hit Genjer-genjer dalam bahasa Banyuwangi di Jawa. Syair lagu dimaksudkan sebagai sindiran atas masa pendudukan Jepang ke Indonesia. Pada saat itu, kondisi rakyat semakin sengsara dibanding sebelumnya. Bahkan ‘genjer’, gulma yang tumbuh di rawa-rawa sebelumnya dikonsumsi itik, namun menjadi santapan yang lezat akibat tidak mampu membeli daging. Menurut Suripan Sadi Hutomo (1990: 10), upaya yang dilakukan M. Arif sesuai dgn fungsi Sastra Lisan, yaitu sbg kritik sosial, menyindir penguasa, & alat perjuangan.

Setelah kemerdekaan Indonesia, lagu “Genjer-genjer” menjadi sangat populer setelah banyak dibawakan penyanyi-penyanyi dan disiarkan di radio Indonesia. Penyanyi yang paling dikenal dalam membawakan lagu ini adalah Lilis Suryani dan Bing Slamet. Saking terkenalnya bahkan kemudian muncul pengakuan dari Jawa Tengah, bahwa lagu Genjer-Genjer ciptaan Ki Narto Sabdo seorang dalang kondang. Dalam sebuah tulisannya Hersri Setiawan, memberikan penjelasan tentang asal-muasal hingga lagu Genjer-Genjer menjadi terkenal.

Di balik fenomenalnya tanaman genjer dalam gubahan lagu, ternyata ada keterkaitan politik yang mengikutinya. Lagu Genjer-Genjer sempat digunakan dalam propaganda PKI selama masa Demokrasi Terpimpin pada tahun 1959 hingga tahun 1966. Partai Komunis Indonesia (PKI) melancarkan kampanye besar-besaran untuk meningkatkan popularitas. Mereka pun menggunakan lagu ini, yang menggambarkan penderitaan warga desa, menjadi salah satu lagu propaganda yang disukai dan dinyanyikan pada berbagai kesempatan. Akibatnya, orang mulai mengasosiasikan lagu ini sebagai “lagu PKI”.

Hingga akhirnya lagu ini dilarang diputar maupun dinyanyikan oleh pemerintahan Orde Baru. Pencetus pelarang ini dimulai ketika terjadi peristiwa gerakan 30 September pada tahun 1965. Rezim Orde Baru yang anti-komunisme melarang menyebarluaskan lagu ini. Menurut versi TNI, para anggota Gerwani dan Pemuda Rakyat menyanyikan lagu ini ketika para jenderal yang diculik diinterogasi dan disiksa. Peristiwa ini digambarkan pada film Pengkhianatan G 30 S/PKI besutan Arifin C. Noer.
Dalam serangkaian peristiwa tragedi pembantaian komunis oleh TNI dan pendukung Orde Baru tahun 1965 – 1966 di Indonesia, Muhammad Arief, pencipta lagu “Genjer-genjer” meninggal dibunuh akibat dianggap terlibat dalam organisasi massa onderbouw PKI.

Setelah berakhirnya rezim Orde Baru pada tahun 1998, larangan penyebarluasan lagu “Genjer-genjer” secara formal telah berakhir. Lagu “Genjer-genjer” mulai beredar secara bebas melalui media internet. Walaupun telah diperbolehkan, masih terjadi beberapa kasus yang melibatkan stigmatisasi lagu ini, seperti terjadinya demo sekelompok orang terhadap suatu stasiun radio di Solo akibat mengudarakan lagu tersebut.
Lagu Genjer-Genjer juga digunakan sebagai lagu pembuka dan penutup dalam serial dokumenter 40 Years of Silence yang memuat sejumlah kesaksian mengenai tahun 1965-1966.
Pada tanggal 9 Mei 2016, grup musik reggae asal Mojokerto, Mesin Sampink, ditangkap polisi akibat membawakan lagu berjudul “Genjer-Genjer”. Namun, pihaknya sendiri menegaskan bahwa penampilan mereka sama sekali tidak berniat untuk menyebarkan komunisme di Indonesia.

Terlepas dari tragedi yang mengiringi namanya, genjer tetaplah genjer. Gulma Sawah yang dapat dinikmati dengan lezat. Mengetahui sejarah memang penting untuk kita, sekaligus kita perlu bisa membedakan dan menyikapi dengan baik sejarah tersebut dan apa yang hanya menjadi lintasan objek sesaat. Sesungguhnya genjer tak memiliki kesalahan apapun. Ia tumbuh dengan baik dan mengandung banyak manfaat untuk tubuh. Sebut saja kandungan dalam genjer selain mengandung serat yang baik untuk pencernaan, genjer juga memiliki kandungan protein 1,7 gram, karbohidrat 7,7 gram, kalsium 62 gram, fosfor 33 miligram, dan zat besi 2,1 miligram.
Begitu penuh kandungan gizi nya bukan?
Genjer juga termasuk jenis sayur yang meningkatkan kesehatan dengan menambah nafsu makan, mencegah terjadinya sembelit, melancarkan pencernaan, dan menguatkan tulang.

So, jangan ragu lagi untuk mengkonsumsi genjer! Tanaman ciptaan Allah yang dikaruniai banyak manfaat untuk tubuh manusia 😊

======================
Seat available Kober 7 ; TK A 3 ; TK B 1 ; SD 4 ; SM 9

(Pembelian formulir online hubungi kontak kami)

Info Selengkapnya:
• web: www.sekolahalampurwakarta.sch.id
• Alamat: Kp. Sindang Reret RT 04 / RW 02, Ds. Benteng, Kec. Campaka, Campaka, Kec. Purwakarta, Kabupaten Purwakarta, Jawa Barat 41118
• Whatsapp: +62 819-0954-1439
• Facebook/Fanpage: Sekolah Alam Purwakarta
• Youtube: Sekolah Alam Purwakarta

sekolahalam #sekolahalampurwakarta #learnfromhome #belajardirumah #dirumahaja #smpalam #sdalam #tkalam #koberalam #sekolabberbasislingkungan #sbl #sekolahpurwakarta #PSB #sekolahinklusi #PSBPurwakarta #genjer #genjergenjer #pki #banyuwangi #gulma #ecenggondok #sejarah

Leave a Reply

Close Menu